Fatwa Pemanas Perjuangan Oleh : Elviriadi

Kemelut dunia dan debu kehidupan yang bergejolak senantiasa ini hanya dapat dihadapi dengan jiwa yang tenang, jiwa yang sakinah dan Muthmainnah.

Jiwa besar dengan semangat baja jua yang sanggup menempuh arena hidup yang penuh degub.

Bacaan Lainnya

Begitulah citra seorang Mujahid. Jasad boleh terhempas, terkelupas dan terpelanting ke kiri dan ke kanan, namun jiwa dan Ruhul jihad tetap menyala, bathin tidak boleh binasa.

Tidak pernah patah atau menyerah pada KENYATAAN.

Kenyataan dihadapi dengan kesadaran. Jalan ke muka dengan kepala tegak, tenaga iman yang kuat membaja.

Petir dan kilat sabung menyabung, angin kencang dan hujan mencurah. Susunan isi alam seakan hendak terjungkir seluruhnya. Banjir besar meruntuhkan tepian tempat mandi, seolah membuat peta hidup remuk dan binasa.

Ditengah alam yang seperti itu, Ummat Tauhid dan Manusia Mujahid tidak boleh gamang atau gugup. Harus tenang, tanah dan kuat, Pandai menyelamatkan diri, mengendalikan jalan Perjuangan, membentangkan kemungkinan dan mengembangkan harapan pada seluruh isi alam.

Demikianlah jiwa Mujahid, jiwa seorang Muballigh, seorang juru dakwah yang telah mendapat tempaan dan gemblengan.

Sibghah IlIahi telah membuat dirinya dan jiwanya laksana batu karang ditengah laut lepas, tidak berubah karena serangan ombak, tidak beranjak karena hempasan badai.

Dia menjadi “menara laut” yang selalu memberi alamat dan tanda dalam kehidupan dan kemanusiaan.

Ummat Tauhid tidak takut jatuh, kerana yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Tidak takut gagal, kerana yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Tidak juga takut salah, kerana dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.

Debur Ombak Menerpa Badan. Perahu berderak, tiang patah dilanda Taufan.

Namun kayuh cita ia teruskan. Keris bersilang ia hiraukan, desing peluru menu jalanan.

Beruntun ancaman, ejek cacian. Namun yang benar dikata jua, sebagai bukti si hamba Tuhan.

Panam Penuh Bintang, 28 April 2024

Elviriadi adalah penulis essei sastra, puisi dan cerpen. Juga dikenal sebagai ahli lingkungan hidup dan kehutanan.

 

 

 

Pos terkait